Sabtu, 05 Mei 2012

Penguin Purba : Raksasa Yang Gesit


Penguin kerap diidentikkan dengan sosok hewan yang lucu, imut dan menggemaskan. Namun, nenek moyang penguin ternyata jauh dari imut. Bahkan, penguin purba puny ukuran dan bobot amat besar yang bisa membuat anda lari terbirit-birit.
Wujud penguin purba kini bisa kita ketahui berkat rekontruksi utuh yang belum lama ini dilakukan terhadap sekumpulan fosil, seperti dilaporkan dalam Journal of Vertebrate Paleontology. Fosil penguin tersebut pertama kali ditemukan pada 1977 di New Zealand, tepatnya di dalam tebing di South Island. Ewen Fordyce, profesor paleontologi dari University of Otago, menemukan fosil itu secara tak sengaja ketika sedang berburu fosil paus dan lumba-lumba.
Seiring waktu berlalu, Fordyce terus mengumpulkan fosil penguin purba. Kemudian, ia mengajak Dan Ksepka, ahli paleontologi burung dari North Carolina State University, untuk merekonstruksi tulang-tulang itu.
Hasilnya adalah sesosok penguin yang sangat besar. Tingginya mencapai 1,5 meter dan bobotnya 60 kg. Sebagai perbandingan, penguin raja, penguin terbesar saat ini hanya setinggi 1,2 meter dan berbobot 30 kg.
Penguin raksasa itu diberi nama Kairuku, yang dalam bahasa Maori berarti “penyelam yang kembali dengan membawa makanan”. Meski bertubuh besar, Kairuku tergolong fleksibel dalam bergerak, terutama untuk urusan berburu ikan. Menurut Fordyce, ukuran besar Kairuku justru memungkinkannya berenang lebih jauh dan menyelam lebih dalam dibandingkan penguin modern.
Kairuku diyakini hidup 25 juta tahun lalu, saat sebagian besar wilayah New Zealand masih berupa laut, dan hanya sedikit pulau kecil yang berbatu-batu. Ombak yang dangkal menawarkan pasokan ikan yang melimpah; habitat yang ideal bagi penguin tersebut.
Belum dapat dipastikan apa penyebab Kairuku punah. Dugaan peneliti adalah perubahan iklim atau peningkatan jumlah predator, seperti lumba-lumba dan anjing laut, yang memangsa penguin ini.
Menurut Julia Clarke, ahli paleontologi vertebrata dari University of Texas yang tidak terlibat dalam studi ini, rekonstruksi tersebut amat penting untuk menambah wawasan tentang penguin purba, terutama yang berasal dari New Zealand, yang disebut Clarke sebagai “salah satu lokasi utama bagi keragaman spesies penguin raksasa”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar